Braga



Jas dan gaji pertama saya adalah modal untuk malam ini. saya berniat untuk memberikan rezeki dari gaji pertama saya untuk dia. malam sudah menunjukkan pukul 20.00, menunggu untuk kedatangan dia. saya menunggu di meja nomor 18 di salah satu restoran perancis di jalan braga. hujan membasahi jalan braga ditemani dengan segelas wine dan sebatang rokok marlboro.


suasana disana sangatlah tenang di temani dengan alunan musik dari piano. ada keluarga membawa dua anaknya ,ada juga beberapa pasangan yang sedang menikmati hidangan dari restoran.

tiba - tiba suasana hening dalam dentuman piano terpecah dengan suara seorang wanita yang mengatakan " iya,aku mau !" dan seluruh restoran diberikan segelas wine begitupun juga saya. saya menerimanya dan masih mencoba menelfon untuk mengetahui keberadaan dia ini. tapi kabar tak kunjung datang. saya tetap sabar menunggu,makanan menjadi dingin, hujan masih saja mengguyur.

pengunjung restoran lama kelamaan semakin sepi tetapi dentuman piano masih saja menemani diri saya sendiri. kesabaran tetap saya tanamkan di hati. hingga restoran pun akhirnya tutup dan saya diperkenankan untuk meninggalkan dengan rasa kecewa. akhirnya handphone saya berbunyi dan bertuliskan di layar " 1 new message " saya membuka dan mulai membaca.

"Gra,aku kayanya gabisa datang. aku ada masalah mendadak. maaf yaa. lain kali aja ya."
saya membalas langsung
"kenapa?"
message delivered
1 new message
"kakek ku meninggal dia memang udah sakit -sakit tapi tadi aku udah mau berangkat terus di telfon sama mamah dan ternyata meninggal jadi aku langsung di jemput sama adikku,maaf yaa."


saya hanya dapat menarik nafas dalam -dalam, saya tidak dapap membayangkan bagaimana sakitnya ia ditinggal oleh salah satu orang yang paling berpengaruh dan dicintai dalam hidupnya.

saya mulai membakar rokok lagi. tiba -tiba di tengah hujan yang hanya gerimis dan udara di bandung menjadi seperti pada tahun 1980an ada seorang kakek - kakek yang meminta untuk membagi sedikit rezeki dari hidup saya,sebut saja dia pengemis. saya berfikir mengapa gaji pertama saya hanya untuk pengemis ini tapi biarkanlah. saya memberikan sehelai uang bergambar patimurra.

setelah saya memberikan uang tersebut,pengemis itu mencoba untuk menyebrang jalan braga nan ramai .ia terlihat ragu - ragu untuk menyebrang beberapa kali ia hampir tertabrak dan akhirnya saya memutuskan untuk membatu ia untuk menyebrang jalan itu setelah saya mengandeng tangannya saya melihat sosok wanita berpakaian putih dengan anggun dan membawa payung transparan. dia terlihat anggun dan ternyata ketika saya melihat mukanya ternyata dia adalah wanita yang kutunggu di restoran tersebut dan ia mengatakan "maaf ya gra." saya hanya bisa tersenyum puas dan mengganguk dengan pelan. akhirnya si kakek pengemis itu berhasil menyebrang dengan bantuan saya dan dia wanita yang saya tunggu. akhirnya kami masih menunggu saja di jalan braga dengan payung dia yang transparan dan payung saya yang berwarna polos dan kami pun mengobrol hingga hujan berhenti dan kami masih saja mengobrol dan mengobrol dan mengobrol. dia adalah wanita yang saya inginkan sampai sekarang. andaikan saja ini adalah kenyataan